Suara Gajah Mada - Hampir setiap tahun, berita tentang impor daging sapi
menghiasa media masa. Tentu masyarakat hanya bisa menjadi konsumen saja,
sedangkan keuntungan besar dinikmati segelintir orang. Begitupun menjelang hari
raya idul adha, kebutuhan hewan kurban yang meningkat menjadikan harga
melambung tinggi.
Kondisi tempat penitipan sapi (Foto : lazismu.umsida.ac.id) |
Berbekal potensi lokal yang
ada, Persyarikatan Muhammadiyah Kabupaten Gunungkidul bekerja sama dengan Lembaga
Amil Zakat Infak dan Shodaqoh Muhammadiyah (LazisMu) melakukan kerjasama
pemanfaatan tanah wakaf. Di atas tanah wakaf seluas 3.080 meter persegi di
Dusun Plembun Lor, Desa Logandeng, Kecamatan Playen Gunungkidul dibangun sebuah
hotel dikelilingi hutan jati.
Saat ini jumlah kamar yang
sudah terbangun sejumlah 50 kamar. Target seluruhnya berjumlah 200 kamar. Dengan
kapasitas 50 kamar, tingkat ocupancy nya mencapai 95%. Artinya hampir semua
kamar telah dipesan.
Adalah Yosep Muniri, seorang
pegawai Kementerian Agama yang bertindak sebagai penanggung jawab proyek.
Menurut Pak Yosep, hotel tersebut memang sengaja dibuat di tengah hutan jati,
karena disewakan untuk ditempati hewan ternak berupa sapi. Para penyewa wajib
menyewa minimal selama tiga bulan. Tidak boleh hanya satu atau dua malam saja. Hotel
sapi, atau penitipan sapi tersebut merupakan pusat penggemukan sapi sebelum
dijual atau digunakan sebagai hewan kurban.
Para pemodal yang ingin
menitipkan, tidak perlu khawatir karena pakan dan perawatan menjadi tanggung
jawab pihak pengelola. Untuk pembagian hasilnya bisa dimusyawarahkan. Setelah sapi
gemuk dan layak jual, maka akan dijual dan keuntungan dibagi dua sesuai
kesepakatan.
Tetapi jika sapi yang
dititipkan akan digunakan sebagai hewan kurban, maka penghitungan tarif sewanya
bisa dibicarakan dengan pengelola. Pihak pengelola juga membantu pemasaran,
memanfaatkan media Whatsapp (WA). Menurut Pak Yosep, perkembangan stok diupdate
dan disebarkan melalui WA. Pembeli yang tertarik bisa mengecek langsung ke
penitipan, atau jika sudah saling percaya biasanya langsung transfer dana.
Pak Yosep merupakan alumni
IAIN Sunan Kalijaga (UIN), dan aktif sebagai pimpinan di Pimpinan Daerah
Muhammadiyah Gunungkidul. Hotel sapi tersebut dibangun di atas tanah wakaf. Terdapat
tiga lahan terpisah yang dimanfaatkan, satu untuk kandang dan dua lainnya untuk
menanam pakan hijauan.
Biaya yang dibutuhkan untuk
membangun satu hotel beserta hijauannya, menghabiskan dana sekitar Rp 300 juta.
Dengan nilai bangunan berkonstruksi besi, mencapai Rp 200 juta. Dana tersebut
diperoleh dari Lazismu Pusat sedang tanahnya merupakan tanah wakaf dari masyarakat.
Bagi Anda yang ingin
berkunjung atau berbagi inspirasi dengan Pak Yosep, bisa datang langsung ke
Playen Gunungkidul dengan terlebih dahulu janjian soal waktu.
bInfo selanjutnya isa kontak ke PDM Gunungkidul
: Komplek Masjid Agung Al Ikhlas No. 3, Jl. Brigjen Katamso, Kepek II, Kepek,
Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55813, Telepon (0274)
391400. [e]
Sumber:
lazismu.org, youtube.com