Film Laskar Pelangi menjadi film lokal bertema pendidikan yang
paling sukses di Indonesia. Dirilis pada tahun 2008, film ini sanggup menempati
peringkat keempat sebagai film lokal yang paling banyak ditonton dengan capaian
4,6 juta penonton. Diadaptasi dari Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata,
dengan sutradara Riri Reza. Laskar Pelangi menjadi bukti, kesuksesan film layar
lebar tidak melulu ditentukan urusan cinta.
Bu Muslimah Laskar Pelangi (Foto: www.adventurose.com) |
Terlepas dari kesuksesan film tersebut, ada sosok inspiratif yang
tidak bisa diabaikan. Ialah sosok Bu Muslimah, guru inspiratif yang mampu
menggali potensi putra-putri Belitung untuk meraih prestasi dalam
keterbatasan. Bu Muslimah bukanlah tokoh fiktif, ia benar-benar ada. Nama aslinya
Muslimah Hafsari, perempuan yang kini tetap tinggal di Gantong Belitung Timur.
Atas dedikasi dan perjuangannya, pemerintah di masa Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono memberikan pernghargaan Satya Lencana Pendidikan yang
diserahkan langsung oleh Presiden pada Desember 2008 lalu di Jakarta. "Penghargaan
ini nilainya terlalu tinggi bagi saya. Berterima kasih yang sebesar-besarnyanya
kepada bapak presiden yang telah memberikan penghargaan ini kepada kami,"
ujar Bu Muslimah usai mendapatkan penghargaan, seperti dikutip detik.com.
Tepuk tangan membahana di Istora Senayan, saat wanita berjilbab tersebut dipersilakan ke panggung untuk menerima penghargaan. Ia pun berharap apa yang dilakukannya bisa menjadi inspirasi bagi
para guru di seluruh Indonesia. Menurutnya cerita dalam Film Laskar Pelangi 85%
sesuai dengan kenyataan yang dialami.
Bu Muslimah
mengungkapkan pada tahun 1985 pemerintah memberi perhatian, sehingga kondisi SD
Muhammadiyah Gantong lebih baik. Tetapi ia sedih karena tidak mampu
mempertahankan SD tersebut, sehingga saat ini yang ada adalah replikanya saja.
Harun
Siswa Penyelamat SD Muhammadiyah Gantong
Perjalanan Bu
Muslimah mengasuh anak-anak Laskar Pelangi memang luar biasa. Dari sudut
terpencil dan dengan fasilitas seadanya, mampu menumbuhkan kepercayaan diri dan
prestasi bagi para murid. Satu di antaranya adalah Andrea Hirata (diperankan
sebagai Ikal) yang akhirnya mampu melanjutkan studi Doktoral di Perancis. Selain sosok
Ikal, ada satu sosok yang menarik, ialah Harun, seorang murid dengan down
syndrome yang ikut belajar di sekolah tersebut.
Ialah murid kesepuluh, sebagai penyelamat karena aturan sekolah
harus menerima minimal sepuluh murid. Dalam mendidik Harun, Bu Muslimah tidak
membedakannya dengan murid lain. Ia memberi pengertian kepada murid lainnya
untuk menghargai Harun, tidak mengolok-olok. Dengan kepiawaiannya Bu Muslimah
selalu memberikan motivasi kepada Harun, sehingga ia merasa percaya diri.
Dalam proses pendidikannya, Bu Muslimah mengenalkan ‘pahala’ dan ‘dosa’.
Dua kata ini sangat tertanam dalam benak para murid. Jika mereka berbuat
kebaikan, membuat teman tersenyum misalnya, maka akan mendapatkan pahala. Dengan
didikan ini, murid Laskar Pelangi sangat senang saat mendengar kata pahala.
Tulisan apik tentang Bu Muslimah juga dapat disimak di www.adventurose.com, silakan kunjungi : Tanda Cinta dari Ibu Muslimah
Nama Laskar Pelangi sendiri, menurut Bu Muslimah, sengaja dipilih
karena melihat para murid dengan warna kulit berbeda-beda. Dan sebut tersebut
rupanya mengena, dan menjadi kebanggan tersendiri bagi muridnya. "Kami
bersyukur pernah belajar bersama anak-anak di sekolah miskin. Sekarang SD
Muhammadiyah sudah jadi sekolah terbaik di Gantong sini," pungkas Muslimah
sebagaimana dikutip kompas.com. [e]
Sumber : detik.com, kompas.com