Suara Gajah Mada – PSS Sleman
berhasil meraih gelar juara Liga 2 setelah mengalahkan Semen Padang 2-0, Selasa
(4/12/2018). Selain berhak melaju ke Liga 1, PSS Sleman pun diganjar hadiah
uang Rp 1,5 Milyar. Seorang pemainnya juga berhasil menjadi pemain terbaik Liga
2, yakni Ichsan Pratama. Ia berhak atas uang Rp 150 juta.
Brigata Curva Sud (BCS) Peduli Palu dan Donggala (Foto : twitter @BCSxPSS) |
Tetapi kali ini kita tidak
akan membahas tentang prestasi PSS Sleman. Kita akan melihat lebih dekat
tentang supoter fanatik PSS Sleman, Brigata Curva Sud alias BCS. Ini bukan
sekedar kisah suporter yang datang ke stadion untuk meluapkan emosi dan
mengumbar kegembiraan. Melainkan kisah sekelompok suporter yang berpengaruh
dalam merevolusi gaya suporter di Indonesia agar lebih santun dan kreatif.
Lahir pada tahun 2010 lalu,
kelompok suporter ini mengusung banyak keunikan. Memilih aliran Ultras, BCS
tegas menjauhkan diri dari afiliasi politik sekaligus mengkampanyekan anti
rasis. Tidak heran dalam lirik lagu yang mereka nyanyikan sepanjang pertandingan,
tidak akan ada kata-kata ‘… dibunuh saja’ yang telah lumrah dinyanyikan
suporter tanah air.
Keunikan lain dari BCS, mereka
mengenakan pakaian hitam dan bersepatu. Mereka juga tidak akan duduk selama
timnya bertanding. Di eropa, aliran ultras inilah yang kemudian membuat
beberapa stadion sengaja menyediakan tribun tanpa kursi.
Pengakuan atas kreatifitas dan
loyalitas BCS mulai terekpose media secara masif setelah pada Februari 2017
lalu sebuah situs digital tentang bola, Copa90, merilis dalam akun Youtube
mereka tentang suporter terbaik di Asia. Dalam video yang diberi titel Top Incredible Asian Ultras menempatkan
BCS di perinkat pertama mengungguli Urawa Boys (Jepang), Frente Tricolor (Korea
Selatan), Boys of Straits (Malaysia) dan Bangal Brigade (India).
Tak heran jika suporter setia
Elang Jawa (julukan PSS Sleman) tersebut langsung mendapatkan banyak sorotan. Meskipun
dari ‘keras’nya arena sepakbola tetapi kita bisa mengambil nilai-nilai kebaikan
untuk kehidupan dari BCS.
Langkah
Kreatif BCS yang Menginspirasi
§ Mandiri : dengan mencantumkan
manifesto ‘ Mandiri Menghidupi’ BCS mewujudkannya dalam usaha nyata. Dengan sukarela
BCS menambahkan harga tiket Rp 1000 dalam setiap lembar untuk tribun selatan. Uang
ini akan dikelola untuk BCS. Selain itun BCS juga membuka toko marchandise
berupa kaos, sepatu, syal, pin dan lainnya. Pusatnya berada di Jalan Delima Raya
Condongcatur, juga ada cabang di Cebongan, Godean, Sidoarjo dan Jakarta. Selain
bisa menghidupi BCS, dengan keuntungan di atas Rp 100 juta per bulan, Curva Sud
Shop (CSS) ini juga mampu menyumbangkan dana untuk PSS dan membelikan alat
fisioterapi.
§ Disiplin : Meskipun BCS tidak
mengkultuskan satu orang sebagai pemimpin (no leader just together), mereka
tetap menghormati aturan yang sudah menjadi komitmen. Berpakaian dominan hitam,
bersepatu, tidak menyanyikan chant rasis, dan pantang masuk tanpa membeli
tiket. Mereka gigih menularkan gerakan ‘No Ticket No Game’. Sangat anomali, di
tengah kebiasaan suporter yang masuk dengan segala cara ke stadion tanpa
membeli tiket.
§ Gigih : Sesuai manifesto
mereka, ‘Ora Muntir’. BCS akan mendukung selama pertandingan sambil berdiri. Tidak
hanya laga kandang, melainkan mereka juga mendukung tim kebanggan ketika
menjalani laga tandang.
§ Santun : Meski pernah
mengalami gesekan dengan supoter lain, BCS menjunjung tinggi paseduluran,
persaudaraan. Mereka merevolusi chant-chant dan lirik lagu suporter Indonesia
yang sebelumnya sering diselingi nada-nada rasis dan ancaman. Mereka mengganti
dengan lagu khas BCS seperti ‘Sampai Kau Bisa, Ale-ale Super Elja, dan lainnya.
Bahkan telah terkompilasi dalam beberapa album. Di Youtube, chant-chant milik
BCS mendapatkan banyak respect dari suporter dalam maupun luar negeri.
§ Pintar : BCS sadar akan
pentingnya edukasi dan budaya literasi. Tidak heran jika mereka mengelola
serius berbagai media online yang ada. Selain situs resmi bcsxpss.com, radio,
media sosial, tv, dan lainnya. Suporter PSS juga teredukasi dengan
tulisan-tulisan di sleman-football.com yang menyuguhkan aneka tulisan menarik.
Tanpa mengesampingkan prestasi
suporter lain di Indonesia. Itulah sekelumit cerita tentang BCS, kelompok
suporter yang tidak hanya mensupport tim melalui teriakan, melainkan dengan
langkah nyata yang bahkan mampu merevolusi gaya suporter Indonesia. [e]
Sumber:
bcsxpss.com, panditfootball.com