Kulon Progo - MIN 2 Kulon Progo telah melaksanakan pengukuran Sekolah Literasi Indonesia (SLI) dari Dompet Dhuafa dalam rangkaian kegiatan Sekolah Literasi Indonesia, Jumat (17/1/2020) di MIN 2 Kulon Progo.
Menurut Etik Fadhilah Ihsanti Kepala MIN 2 Kulon Progo menuturkan Program SLI dilaksanakan dengan cara kerjasama dengan SLI dan Dompet Dhuafa, sebagai langkah awal untuk mengetahui kesiapan awal sebelum pendampingan.
Menurut Irfa sebagai konsultan Relawan atau kawan SLI dan dompet dhuafa. "Kegiatan SLI bertujuan untuk memperbaiki pendidikan yang paling bawah yaitu Sekolah/Madrasah yang perlu ditingkatkan kapasitasnya agar mampu menghadapi tantangan di masa depan yang jauh lebih kompetitif. Mewujudkan model Madrasah berkualitas yang berkonsentrasi pada peningkatan kepemimpinan sekolah, sistem pembelajaran, dan budaya sekolah dengan kekhasan literasi," ungkapnya.
“Program pendampingan sekolah yang sudah berjalan 2 bulan perlu adanya pengukuran kepada Madrasah dari segi siswa dalam kegitan membaca, menulis dan bercerita. Untuk guru pengukurannya yaitu administrasi guru dan kelengkapan kelas, dari Kepala Madrasah pengukuran yang dinilai administrasi kepala madrasah serta lingkungan kantor dan Madrasah," imbuhnya.
“Program SLI juga mengoptimalkan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar, sehingga diharapkan mampu meningkatkan budaya literasi siswa guru dan kepala madrasah pendampingan dilaksanakan selama 6 bulan yang berakhir pada bulan Mei, yang diharapkan ada perbedaan sebelum dan setelah pendampingan," pungkas Irfa. (dan)
Sumber: diy.kemenag.go.id
Menurut Etik Fadhilah Ihsanti Kepala MIN 2 Kulon Progo menuturkan Program SLI dilaksanakan dengan cara kerjasama dengan SLI dan Dompet Dhuafa, sebagai langkah awal untuk mengetahui kesiapan awal sebelum pendampingan.
Menurut Irfa sebagai konsultan Relawan atau kawan SLI dan dompet dhuafa. "Kegiatan SLI bertujuan untuk memperbaiki pendidikan yang paling bawah yaitu Sekolah/Madrasah yang perlu ditingkatkan kapasitasnya agar mampu menghadapi tantangan di masa depan yang jauh lebih kompetitif. Mewujudkan model Madrasah berkualitas yang berkonsentrasi pada peningkatan kepemimpinan sekolah, sistem pembelajaran, dan budaya sekolah dengan kekhasan literasi," ungkapnya.
Baca Juga : Koramil Wates Sosialisasikan Kedisiplinan di MIN 2 Kulon Progo
“Program SLI juga mengoptimalkan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar, sehingga diharapkan mampu meningkatkan budaya literasi siswa guru dan kepala madrasah pendampingan dilaksanakan selama 6 bulan yang berakhir pada bulan Mei, yang diharapkan ada perbedaan sebelum dan setelah pendampingan," pungkas Irfa. (dan)
Sumber: diy.kemenag.go.id