-->

Seorang Pengusaha Sumbar Sumbang Rp30 Miliar Untuk Masjid Muallimin Yogyakarta

Suara Gajah Mada – Proses pembangunan kampus baru Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta terus berlangsung. Berlokasi di Desa Argorejo Sedayu Bantul, sekitar sepuluh kilometer dari Kampus awal Muallimin yang terletak di Jalan S. Parman 68 Wirobrajan.

Masjid Hajah Yuliana Muallimin
Sumber: Twitter @yendrafahmi


Di antara bangunan yang direncanakan berdiri berupa sebuah masjid yang akan menjadi pusat kegiatan ibadah para santri. Peletakan batu pertama pembangunan masjid dilakukan Ketua MPR Bambang Soesatyo pada 16 November 2019 lalu.  

Didampingi Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua Tim Pengembangan Muallimin Ahmad Syafii Ma’arif beserta jajaran PP Muhammadiyah dan Pejabat DIY. Biaya yang dibutuhkan ditaksir mencapai puluhan miliar.

Masjid Hajah Yuliana Muallimin
Sumber: Twitter @yendrafahmi


Dalam kesempatan tersebut juga hadir Yendra Fahmi, pengusaha dari Nagari Sulit Air, Kabupaten Solok, Sumatera Barat yang mendonasikan Rp30 Miliar untuk pembangunan masjid yang diberia nama Masjid Hajah Yuliana. Nama tersebut diambil dari nama Ibunda Yendra Fahmi.


Baca Juga : Kisah Heroik PCM Sruweng, Bangun Rumah Sakit Rp45 Miliar Tanpa Hutang


Menurut Ahmad Syafii Ma’arif, kapasitas masjid diperkirakan mampu menampung hingga 2000 jamaah. Ia pun berharap keberadaan Muallimin Muhammadiyah yang telah lebih dari seabad bisa turut menyiapkan generasi bangsa yang berkualitas.


Profil Yendra Fahmi

Kiprah Yendra Fahmi dalam berbagai kegiatan sosial keagamaan telah dikenal luas. Pengusaha asal Minang pemilik grup Indobagus Investama ini aktif di Jaringan Saudagar Muhammadiyah serta masuk dalam Jajaran Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah. Bidang usaha yang ia geluti meliputi pertambangan, perkebunan dan property dengan lokasi usaha di berbagai daerah di Indonesia.

Profil Yendra Fahmi
Sumber: www.yendrafahmi.com


Selain membantu pembangunan Masjid di Komplek Muallimin Yogyakarta,  ia juga menyumbang pembangunan masjid di lembaga pendidikan HAMKA di Padang. Kisah paling heroik dan sempat viral adalah ketika ia menanggung biaya pemulangan para perantau Minangkabau yang berada di Wamena Papua saat pecah konflik sosial di sana.

Yendra sejak kecil memang terbiasa berbisnis. Ia kemudian merantau ke Jakarta dan masuk Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Serta tetap membantu bisnis keluarga hingga ia mampu memiliki Dealer Marcedes Benz Simatupang Jakarta Selatan serta merambah ke bidang properti. [r]

LihatTutupKomentar