Suara Gajah Mada - Kebutuhan telur ayam di Nusa
Tenggara Barat (NTB) cukup besar. Rata-rata sekitar 1 juta butir telur harus
didatangkan dari Bali dan Jawa Timur. Padahal NTB merupakan penghasil jagung
kelima terbesar di Indonesia, seharusnya ini jadi potensi untuk bisa
menumbuhkembangkan industri peternakan di sana.
iGrow sebagai perusahaan yang
bergerak di bidang teknologi finansial agrikultur tergerak untuk ikut serta
membiayai para peternak ayam di NTB. Selain itu tentu saja ikut mendampingi
dalam pengelolaan peternakan sesuai standar yang berlaku.
Baca juga : iGrow, Solusi Bertani Tanpa Harus Memiliki Lahan
Proyek kerja sama ini telah
diresmikan langsung oleh Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc pada
tanggal 23 Januari 2019. Zulkiefli mengatakan semoga proyek ini bisa menjadi
pondasi untuk mewujudkan swasembada telur bagi NTB.
Dalam rilisnya, iGrow mengungkapkan para sponsor dapat ikut
membiayai peternak ayam petelur ini dengan productivity
per unit senilai Rp.4.991.000,-. Atau setara dengan 347 kg telur untuk masa
kontrak untuk komoditas ini adalah selama 3 tahun dengan tingkat margin di
angka sekitar 13 % per tahun.
iGrow berharap partisipasi
para investor bisa membiayai para peternak ayam petelur di NTB, mengatasi kekurangan
pasokan telur secara bertahap sehingga salah satu sumber asupan protein
masyarakat dapat lebih terjaga lagi stabilitas harganya dan tetap terjangkau
oleh sebagian besar masyarakat.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan Anda mengklik tautan
di bawah ini: